Rabu, 25 Desember 2013

CERPEN SHINTA

Pelangi Yang Telah Hilang

Pelangi adalah sahabat terbaikku. Kami selalu pergi bersama-sama kebukit setelah pulang sekolah, disana adalah tempat kesukaanku dan Pelangi, kami selalu berbagi cerita, bercanda, dan jika aku sedang sedih Pelangi selalu menghiburku. Tapi persahabatan kami agak terputus karena adanya Rino. Aku dan Pelangi naksir sama Rino, teman sekelas kami.

Pada suatu hari, saat aku dan Pelangi sedang berjalan-jalan kebukit, tiba-tiba Pelangi pingsan dan keluar darah dari hidungnya. Lalu aku coba hubungi om Bondan, ayah Pelangi. Tak lama kemudian om Bondan datang dan segera bergegas membawa Pelangi ke rumah sakit. Pelangi sedang diperiksa di ruang UGD. kecemasan tampak di raut wajah om Bondan , setelah 2 jam kami menunggu, dokter menyuruh om Bondan menunggu hasil pemeriksaan di ruangannya. setelah om Bondan keluar dari ruangan dokter aku bertanya, ada apa dengan Pelangi. Ternyata Pelangi sakit kanker darah stadium akhir, dan Pelangi harus dirawat di rumah sakit. kemungkinan untuk Pelangi tetap bertahan sangat kecil. Karena tubuhnya sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang dideritanya. Setiap pulang sekolah aku selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Pelangi. Pelangi masih kelihatan pucat dan lemas, dan darah sering menetes dari hidungnya.

Keadaan Pelangi sudah semakin parah. Pada suatu hari aku berencana ingin menjenguknya bersama Rino. Pelangi sangat senang melihat kedatangan kami karena aku dan Rino masih sempat menjenguknya. Dengan suara lirih aku membisikkan kata maaf dariku. Karena aku sering memarahinya dengan kata yang kasar. Dan tentang Rino, sekarang aku sama Rino sebatas teman saja. Karena lebih penting sahabatku.

Keesokan harinya aku sudah menyiapkan kue yang ku buat semalaman untuk Pelangi. Jam 5 pagi aku sudah siap-siap, soalnya kalau kesiangan pasti Jakarta macet. Sesampainya di rumah sakit aku terkehut dan lemas tak berdaya, saat ku lihat tubuh Pelangi sudah tertutup oleh kain putih. Aku sangat menyesal, karena di saat terakhirnya aku tidak berada di sampingnya. Teringat olehku kata yang terucap dari mulutnya, kemarin sore sambil menitihkan air mata. "besok kita main di bukit ya, aku mau bermain dengan mu seperti dulu lagi" kata Pelangi. Tetapi aku hanya terdiam. karena kukira saat itu di hanya bercanda.

Seusai pemakaman Pelangi, aku berjalan ke bukit, tempat yang ingin di kunjungi Pelangi saat dia masih ada. Tapi sekarang sudah tak ada lagi Pelangi disisiku. Hanya penyesalan yang dapat kurasakan. Tiba-tiba hujan turun deras, tetesan hujan mengiringi tangisanku. Tapi mentari mulai terbit kembali, kutatap langit, awan hitam mulai menghilang dan terlihat pelangi tersenyum padaku. Air mataku menetes tiada henti memandangi pelangi yang indah. cahayanya terpancar ke wajahku, seakan-akan pelangi menyinariku dengan senyumannya, tapi aku hanya bisa mengenang sahabatku. Pelangi yang telah meninggalkanku tuk selamanya, tetapi Pelangi tak akan hilang dari otakku dan selalu ada di setiap denyut nadiku.

1 komentar: